Home » » DILEMA MAHASISWA : IP-TINGGI ATAU BERORGANISASI ?

DILEMA MAHASISWA : IP-TINGGI ATAU BERORGANISASI ?

Written By Unknown on Jumat, 03 Mei 2013 | 01.26


DILEMA MAHASISWA :
 IP-TINGGI ATAU BERORGANISASI ?
Oleh; Ali Shodikin


MuqaddimahPicture0047
Membicarakan hubungan antara pendidikan akademik dan berorganisasi setidaknya terdapat sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan  bersama. Yakni apakah mahasiswa harus mengejar nilai akademik yang tinggi atau harus konsens di organisasi kemahasiswaan ? Yang ideal mestinya kedua hal tersebut bisa diintegrasikan. Sekalipun praktek di lapangan terdapat banyak kendala yang harus diselesaikan, karena setiap pilihan yang diambil mahasiswa akan berimplikasi pada metodologi dan target akhir yang hendak dicapai.
Oleh karena itu, untuk mengawali tulisan ini saya kutipkan dari gusmus. net “Banyak sarjana fresh graduate yang IP-nya cumlaude namun kinerja profesionalnya biasa-biasa saja sehingga karirnya stagnan. Mengapa? Karena sarjana tersebut semasa kuliahnya menjadi mahasiswa kupu-kupu yang ogah berorganisasi dan bersosialisasi sehingga tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Belum lagi, banyak profesi tertentu seperti marketing yang tidak hanya membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik tapi juga kemampuan lobbying dan negosiasi. It’s clear, kemampuan komunikasi, lobbying dan negosiasi tidak akan kita dapatkan di bangku kuliah, tapi akan kita temukan melalui aktivitas berorganisasi” http://www.gusmus.net
Menjadi mahasiswa Kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang)  atau mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat) ? Mungkin jawaban dari kalangan mahasiswa bisa variatif. Ada yang memilih menjadi mahasisiswa kupu-kupu dan ada juga yang sebaliknya. Dalam perspektif ke-FAI-an mana yang harus dipilih ? Dan inilah yang akan diulas dalam artikel yang singkat ini.

Sukses Kuliah, Organisasi dan Karir
Hemat kita, sukses akademik harus dibarengi dengan kemampuan Soft Skill yang memadahi. Soft Skill yang dimaksud di sini adalah keikutsertaan mahasiswa dalam wadah-wadah organisasi kemahasiswaan kampus. Dengan berorganisasi, bakat kepemimpinan mahasiswa akan muncul dan terasah. Sikap inisiatif yang melekat pada ciri calon seorang pemimpin akan terasah melalui aktivitas organisasi. Sikap inisiatif juga sangat dibutuhkan sarjana fresh graduate yang tengah merintis karir profesionalnya. Dan apalagi setiap lembaga atau perusahaan pasti akan memberikan apresiasi positif kepada setiap pegawai maupun karyawannya yang selalu mempunyai inisiatif segar untuk memajukan lembaga atau perusahaan. Sebab pembinaan intelektual dan spiritualisme Islam yang terjadi di luar kampus tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak mahasiswa memperoleh kematangan berpikir, wawasan keislaman dan ketrampilan berorganisasi justru dari kegiatan-kegiatan ekstra kampus. Peran organisaasi remaja masjid (REMAS), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), UKM-KI dan organisasi lainnya terbukti sangat kontributif dalam menciptakan iklim intelektualisme di kalangan mahasiswa. Tidak aneh, karenanya jika terdapat banyak perguruan tinggi atau dunia kerja (stakeholder) yang memilih calon-calon tenaga edukatifnya dan pegawai administrasinya yang membawa surat rekomendasi dari lembaga atau organisasi ekstra dan kelompok-kelompok belajar mahasiswa. Alasannya karena mereka dinilai lebih matang kepribadianya, lebih terampil kerjanya dan lebih dedikatif dalam menjalankan tugasnya.
Memang melihat kondisi mahasiswa sekarang ini kadang paradoks. Disatu sisi doa yang selalu diucapkan dan diwiridkan oleh kalangan mahasiswa FAI khususnya dan ummat Islam pada umumnya selalu “Rabbana atina fiddunnya hasanah wafil akhirati hasanah”. Disisi yang lain ternyata terdapat jurang kesenjangan yang begitu lebar dan menganga antara identitas ajaran agama yang diyakini benar, hebat dan  tinggi. Namun realitas perilaku para pemeluknya seringkali bertentangan dengan ajaran agamanya. Hemat kita, dari doa ini mengajarkan bahwa setiap mahasiswa tidak boleh sudah puas dan bangga dengan hanya menyabet IP yang tinggi, namun harus dibarengi juga dengan mahu dan mampu berorganisasi. Sebab  kalau dirunut ke belakang, mahasiswa yang hanya mengejar IP tinggi dengan harapan gampang dapat kerja adalah mentalitas peninggalan kolonialisme Belanda. Kolonialis yang satu ini memang secara sistematis telah mendesain Hindia Belanda sebagai negara pegawai (Beambtenstaat). Pada masa itu, para orang tua dari kalangan priyayi (bangsawan) bercita-cita agar anaknya kuliah di OSVIA (kini IPTDN) yang mencetak calon-calon pegawai negeri. Padahal minesit seeperti ini, kolonial Belanda sangat diuntungkan karena mendapatkan suplai pegawai-pegawai bumiputera yang loyal mengabdi kepada penjajah. Tentu saja, para mahasiswa OSVIA tersebut tidak diizinkan berorganisasi sebagaimana rekannya-rekannya di THS (kini ITB) dan STOVIA (kini FK-UI).
Namun ketika kini Indonesia sudah merdeka yang ke-67 pada 2012 ini. Plus tidak adanya tekanan dari rezim Orde Baru, maka kebebasan berorganisasi pun tidak dikekang seperti dulu. Maka, sudah seeharusnya para mahasiswa tidak lagi menjadi mahasiswa kupu-kupu yang habis kuliah langsung pulang. Tetapi harus pro aktif mengisi waktu luangnya dengan aktivitas yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya, baik berorganisasi, berwirausaha (jiwa enterpreneurship) dan lain-lain.
Dari sini kita semua tahu bahwa mahasiswa, disamping harus pandai berorganisasi dan bahkan kalau perlu harus ditanamkan dan  dikembangkan jiwa enterpreneurship. Untuk menuju kesana, dalam Pandangan Avin Fadilla Helmi-Rista Bintara Megasari ada empat faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik jiwa enterpreneurship mahasiswa. Pertama, lingkungan keluarga dan masa kecil. Beberapa penelitian berusaha mengungkap mengenai pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan semangat jiwa enterpreneurship. Ternyata bahwa anak urutan kelahiran pertama lebih memilih untuk berwirausaha. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut. Selanjutnya pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pertumbuhan semangat jiwa enterpreneurship ternyata memiliki pengaruh yang signifikan. Kedua, pendidikan. Faktor pendidikan juga tak kalah memainkan penting dalam penumbuhan semangat kewirausahaan. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan usahanya namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya. Ketiga, Nilai-nilai Personal. Nilai-nilai personal yang akan mewarnai usaha yang dikembangkan seorang wirausaha. Nilai personal akan membedakan dirinya dengan pengusaha lain terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, suplier, dan pihak-pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasinya. Dan keempat, Pengalaman Kerja (organisasi). Pengalaman organisasi ternyata juga menjadi salah satu pemicu hal yang menyebabkan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur

KHATIMAH
Sebagai catatan akhir, yaitu perlunya menyusun kembali format dan strategi antara berorganisasi dan pendidikan akademik bagi kalangan mahasiswa. Mempertemukan dua tuntutan ini sangat penting, mengingat tantangan mahasiswa ke depan akan lebih keras dan hebat. Dan persoalan ini kalau tidak digarap dengan serius dan hati-hati, maka aspek ini akan banyak diambil alih oleh kelompok-kelompok studi, remaja masjid, dan organisasi-organisasi politik dan sosial kemasyarakatan yang lain.
Kuliah dan berorganisasi menurut hemat kita sama pentingnya, asalkan mahasiswa pandai mengatur waktunya. Sebab ilmu itu bisa didapat dari berbagai sumber, tidak hanya didapat di waktu kuliah ansich. Dengan organisasi kita bisa dapat ilmu,  bagaimana cara memanaj waktu yang efektif dan efesien ? bagaimana cara menghargai pendapat orang lain? bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat ? Dan lain-lain. Dan ilmu seperti ini mungkin tidak semuanya bisa didapat di dalam bangku perkuliahan. Wallahhu a’lam.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. LPM IQRA FAI UNISDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger